Diskusi bersama tentang masalah-masalah Gilika yang sedang kita hadapi bersama.
setelah usai tanggal Kegiatan
Jayapura, 10 Agustus 2025
Pertama:
oleh, Kaka Andrian Bomol (motivator SDM masyarakat Gilika)
Masalah sedang kita pelihara walaupun ada wadah YUSIDABEUR Rayon Gilika (IYAP NANG)
kekompakan kita harus ada.
Jangan pikirin sama dengan karakter orang tua atau masyarakat di kampung kita.
Yang di Jayapura harus menyesuaikan dengan kebudayaan di kota supaya kita menjadi intektual mahasiswa Gilika yang membawanya solusi bukan bawah masalah.
Wadah YUSIDABEUR Rayon Gilika hadir untuk mempersatukan semua keluarga/masyarakat Gilika yang begitu berbeda-beda tetapi harus mempersatukan dengan wadah ini.
Kedua:
Oleh, Kaka Yerinus Sahe (Senior Pelajar Mahasiswa Gilika)
Kita sedang proses, walaupun kita banyak masalah yang muncul di wilayah Gilika.
Tujuan kita pelajar mahasiswa Gilika adalah untuk mempersatukan semua keluarga masyarakat dan yang ada di kampung Gilika.
Ketiga:
Oleh, Arkilaus Wabuk (Mahasiswa Teologi/pendeta)
Masalah-masalah yang di kita hadapi oleh masyarakat Gilika harus duduk diskusi, ambil solusi yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Gilika.
Supaya kedepan jangan harus seperti ini terus,l.
Mari ambil langkah strategis untuk demi kepentingan masa depan masyarakat Gilika.
Keempat:
Oleh, Yoel Nelambo (Mana Uncen)
Anak-anak Gilika baik pelajar, mahasiswa dan keluarga. Melalui wadah KB-YUSIDABEUR Rayon Gilika, kita belajar banyak hal supaya tentang ilmu pengetahuan. Terutama anak-anak SMA datang belajar di wadah kita YUSIDABEUR.
Keempat:
Oleh, Yuni Meke (Mahasiswa Uncen)
KB-YUSIDABEUR Rayon Gilika
dasar nya dari 5 Gereja GKI dan 6 kepala kampung
Di bentuk wadah tahun 2023
Dengan tujuan kita belajar dari 5 Gereja baik orang tua, keluarga, masyarakat serta termasuk pelajar mahasiswa yang menjadi rolmodel di wadah ini.
Fakta saya lihat bahwa mahasiswa saja tidak cukup. Seharusnya kita semua masyarakat Gilika duduk diskusi tentang ambil solusi yang tepat.
Kemudian Pelajar Mahasiswa Gilika tidak punya keinginan untuk belajar di wadah ini. Padahal KB-YUSIDABEUR Rayon Gilika hadir sebagai Kaltome (Honai). Untuk mempersiapkan diri dan belajar di wadah organisasi tingkat atas.
Satu hal yang kita harus ubah adalah kekompakan dan kebersamaan kita seperti kita main bola futsal. Supaya Yubilium akan di hadir beberapa hari harus mempersiapkan dari sekarang.
Kelima:
Oleh, Andrian Bomol (Motivator SDM dan masyarakat Gilika)
Tim Penggerak mahasiswa untuk masyarakat Gilika. Kemarin gagal tidak melakukan kegiatan di kampung Gilika. Harap supaya ke depan duduk diskusi tentang bagaimana langkah strategis/rencana untuk masalah-masalah yang sedang hadapi oleh kita masyarakat Gilika.
5 Gereja yang merupakan masyarakat Gilika harus ada pemulihan supaya ada perbaikan ke depan. Untuk kepentingan masyarakat Gilika yang sekarang membeda-bedakan A dan B.
Dinamika yang sedang terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Gilika, mari semua orang duduk bersama untuk mengambil keputusan yang tepat untuk berbaikan di kalangan masyarakat, intektual dan orang tua yang sedang tidak baik-baik.
Ini kita bicara soal masa depan kita orang Gilika, bukan tentang jabatan/kapasitas bicara baru kita dengar dan satukan pemikiran bersama demi masa depan Gilika yang baik.
Kita sekolah tinggi-tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang layak tetapi tidak menyelesaikan masalah kampung berarti sama saja orang menjatuhkan diri sendiri demi kepentingan pribadi.
Jika direkomendasi kabupaten Benawa dari pusat akan diberikan juga akan ada masalah jika sekarang juga belum menyelesaikan masalah-masalah yang sedang hadapi oleh orang Gilika (Iyap Nang).
Oleh Kaka Andi (Motivator SDM dan masyarakat Gilika)
Apakah belum ada intektual masyarakat Gilika?
Ada banyak intektual orang Gilika
tetapi semuanya mengurung diri dalam kehidupan sehari-hari (Pendiam diri urus keluarga) yang membuat kita tidak bisa maju dan terproses bersama untuk demi masa depan Gilika.
Pelajar mahasiswa Gilika sedang terjebak dalam pemikiran orang lain artinya kita masuk dalam jerak orang lain. Kepentingan orang lain membuat kita tidak bisa bergerak untuk ambil solusi.
Masalah sedikit tetapi kebiasaan/budaya masyarakat Gilika yang masih terapkan di kehidupan sehari-hari kita. Yang membuat kita tidak bisa bergerak.
Kai tome, lobarekan (Membuka pemikiran manusia/orang Gilika baru bisa menyelesaikan masalah-masalah yang sedang kita hadapi).
Masalah pemikiran antar pembawa Injil dan masyarakat Gilika (sedang ada masalah).
Jadi kita harus duduk bersama-sama dan minta maaf secara terbuka antara pembawa Injil dan orang Gilika.
Sesi lain kita tahu bahwa kita sedang memarahi pembawa Injil sehingga harus ada minta maaf.
Sekarang itu kita harus nasihat kita diri sendiri supaya pergi ke tempat lain dapat menyesuaikan diri.
Untuk tahun ini sebenarnya program desa kasih tinggal dan alihkan program ke tim Penggerak mahasiswa untuk Gilika.
Bapak Sergius C. Bomol termasuk pembawah masalah (Aktor masalah) KEPADA masyarakat Gilika, dia bukan pembawah solusi kepada masyarakat Gilika.
Alasannya 8 gereja dan penginjil-penginjil untuk kuliah di sekolah tinggi teologi untuk menjadi pendeta. Tetapi keluar sekolah dari sekolah pendeta dan masuk sekolah pemerintahan harus ada minta maaf kepada para pembawah Injil dan masyarakat Gilika. (Dalam pembahasan nya Kaka Andi dan Yerinus).
Kesimpulan
Melalui KB-YUSIDABEUR Rayon Gilika
Dengan program rapat kerja dan penguatan kapasitas untuk perhatian (Atensi) kita bersama.
Penulis,
Waniel Weth
Mahasiswa Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua