peta situs

Minggu, 10 Agustus 2025

Apa Masalah yang sedang Hadapi oleh Orang Gilika?

 Diskusi bersama tentang masalah-masalah Gilika yang sedang kita hadapi bersama.

setelah usai tanggal Kegiatan 



Jayapura, 10 Agustus 2025


Pertama: 

oleh, Kaka Andrian Bomol (motivator SDM masyarakat Gilika)


Masalah sedang kita pelihara walaupun ada wadah YUSIDABEUR Rayon Gilika (IYAP NANG)

kekompakan kita harus ada.

Jangan pikirin sama dengan karakter orang tua atau masyarakat di kampung kita.

Yang di Jayapura harus menyesuaikan dengan kebudayaan di kota supaya kita menjadi intektual mahasiswa Gilika yang membawanya solusi bukan bawah masalah.

Wadah YUSIDABEUR Rayon Gilika hadir untuk mempersatukan semua keluarga/masyarakat Gilika yang begitu berbeda-beda tetapi harus mempersatukan dengan wadah ini.


Kedua: 

Oleh, Kaka Yerinus Sahe (Senior Pelajar Mahasiswa Gilika)


Kita sedang proses, walaupun kita banyak masalah yang muncul di wilayah Gilika.

Tujuan kita pelajar mahasiswa Gilika adalah untuk mempersatukan semua keluarga masyarakat dan yang ada di kampung Gilika.


Ketiga: 

Oleh, Arkilaus Wabuk (Mahasiswa Teologi/pendeta)


Masalah-masalah yang di kita hadapi oleh masyarakat Gilika harus duduk diskusi, ambil solusi yang tepat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat Gilika.

Supaya kedepan jangan harus seperti ini terus,l.

Mari ambil langkah strategis untuk demi kepentingan masa depan masyarakat Gilika.


Keempat: 

Oleh, Yoel Nelambo (Mana Uncen)


Anak-anak Gilika baik pelajar, mahasiswa dan keluarga. Melalui wadah KB-YUSIDABEUR Rayon Gilika, kita belajar banyak hal supaya tentang ilmu pengetahuan. Terutama anak-anak SMA datang belajar di wadah kita YUSIDABEUR.


Keempat: 

Oleh, Yuni Meke (Mahasiswa Uncen) 


KB-YUSIDABEUR Rayon Gilika 

dasar nya dari 5 Gereja GKI dan 6 kepala kampung 

Di bentuk wadah tahun 2023

Dengan tujuan kita belajar dari 5 Gereja baik orang tua, keluarga, masyarakat serta termasuk pelajar mahasiswa yang menjadi rolmodel di wadah ini.

Fakta saya lihat bahwa mahasiswa saja tidak cukup. Seharusnya kita semua masyarakat Gilika duduk diskusi tentang ambil solusi yang tepat.


Kemudian Pelajar Mahasiswa Gilika tidak punya keinginan untuk belajar di wadah ini. Padahal KB-YUSIDABEUR Rayon Gilika hadir sebagai Kaltome (Honai). Untuk mempersiapkan diri dan belajar di wadah organisasi tingkat atas.

Satu hal yang kita harus ubah adalah kekompakan dan kebersamaan kita seperti kita main bola futsal. Supaya Yubilium akan di hadir beberapa hari harus mempersiapkan dari sekarang.


Kelima:

Oleh, Andrian Bomol (Motivator SDM dan masyarakat Gilika)


Tim Penggerak mahasiswa untuk masyarakat Gilika. Kemarin gagal tidak melakukan kegiatan di kampung Gilika. Harap supaya ke depan duduk diskusi tentang bagaimana langkah strategis/rencana untuk masalah-masalah yang sedang hadapi oleh kita masyarakat Gilika.

5 Gereja yang merupakan masyarakat Gilika harus ada pemulihan supaya ada perbaikan ke depan. Untuk kepentingan masyarakat Gilika yang sekarang membeda-bedakan A dan B.

Dinamika yang sedang terjadi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Gilika, mari semua orang duduk bersama untuk mengambil keputusan yang tepat untuk berbaikan di kalangan masyarakat, intektual dan orang tua yang sedang tidak baik-baik.


Ini kita bicara soal masa depan kita orang Gilika, bukan tentang jabatan/kapasitas bicara baru kita dengar dan satukan pemikiran bersama demi masa depan Gilika yang baik.


Kita sekolah tinggi-tinggi dan mendapatkan pekerjaan yang layak tetapi tidak menyelesaikan masalah kampung berarti sama saja orang menjatuhkan diri sendiri demi kepentingan pribadi. 


Jika direkomendasi kabupaten Benawa dari pusat akan diberikan juga akan ada masalah jika sekarang juga belum menyelesaikan masalah-masalah yang sedang hadapi oleh orang Gilika (Iyap Nang).

Oleh Kaka Andi (Motivator SDM dan masyarakat Gilika)


Apakah belum ada intektual masyarakat Gilika?

Ada banyak intektual orang Gilika 

tetapi semuanya mengurung diri dalam kehidupan sehari-hari (Pendiam diri urus keluarga) yang membuat kita tidak bisa maju dan terproses bersama untuk demi masa depan Gilika.


Pelajar mahasiswa Gilika sedang terjebak dalam pemikiran orang lain artinya kita masuk dalam jerak orang lain. Kepentingan orang lain membuat kita tidak bisa bergerak untuk ambil solusi.


Masalah sedikit tetapi kebiasaan/budaya masyarakat Gilika yang masih terapkan di kehidupan sehari-hari kita. Yang membuat kita tidak bisa bergerak.


Kai tome, lobarekan (Membuka pemikiran manusia/orang Gilika baru bisa menyelesaikan masalah-masalah yang sedang kita hadapi).


Masalah pemikiran antar pembawa Injil dan masyarakat Gilika (sedang ada masalah).

Jadi kita harus duduk bersama-sama dan minta maaf secara terbuka antara pembawa Injil dan orang Gilika.

Sesi lain kita tahu bahwa kita sedang memarahi pembawa Injil sehingga harus ada minta maaf.


Sekarang itu kita harus nasihat kita diri sendiri supaya pergi ke tempat lain dapat menyesuaikan diri.


Untuk tahun ini sebenarnya program desa kasih tinggal dan alihkan program ke tim Penggerak mahasiswa untuk Gilika.

Bapak Sergius C. Bomol termasuk pembawah masalah (Aktor masalah) KEPADA masyarakat Gilika, dia bukan pembawah solusi kepada masyarakat Gilika.


Alasannya 8 gereja dan penginjil-penginjil untuk kuliah di sekolah tinggi teologi untuk menjadi pendeta. Tetapi keluar sekolah dari sekolah pendeta dan masuk sekolah pemerintahan harus ada minta maaf kepada para pembawah Injil dan masyarakat Gilika. (Dalam pembahasan nya Kaka Andi dan Yerinus).


Kesimpulan 

Melalui KB-YUSIDABEUR Rayon Gilika 

Dengan program rapat kerja dan penguatan kapasitas untuk perhatian (Atensi) kita bersama.


Penulis, 

Waniel Weth 

Mahasiswa Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua 

Jumat, 08 Agustus 2025

Jangan OtakMu kosong seperti Penghuni Aslib Yang Makan Nasi Kosong!

Penerimaan Penghuni Baru 

Tahun 2025

Jayapura, 08 Agustus 2025


Gereja Kristen Injili di Tanah Papua 

(Anggota Persekutuan Gereja-gereja di Papua, Indonesia)

 Penerimaan Anggota Penghuni baru

Tahun 2025

Asrama Putra GKI Pdt. Silas Liborang Padang Bulan, Jayapura, Papua 

Dengan tema: Merat, Membina, Mendidik serta Mempersiapkan yang Tangguh dan Siap Bersaing.

Dalam sambutan dari ketua Asrama, Christop Mulikma.

 Penerimaan Anggota Penghuni baru di asrama ini adalah program kami pengurus dan seluruh penghuni asrama serta menjadi program wajib, dalam satu periode 2023-2025, kami adakan kegiatan 2 kali penerimaan, baik tahun 2024 (pertama) dan 2025 (kedua) hari ini.


Kenapaa kita harus melakukan Penerimaan Anggota penghuni baru Aslib?

yang pertama kita merawat asrama, mendapatkan pembinaan dari senior asrama, tangguh dan siap bersaing dengan dunia lain.

Penghuni yang di terima kali yang merupakan datang dari pedalaman Papua. Khususnya Papua pegunungan di kabupaten Yalimo, Yahukimo, Jayawijaya, dan Mamberamo Raya. Anak-anak ini belum punya tempat tinggal layak di kota studi Jayapura, sehingga ini sebagai tempat tinggal untuk menemukan masa depan melalui pendidikan formal dan non-formal.


Asrama putra GKI Pdt. S Liborang di bawah kontrol Sinode GKI Tanah Papua dan 4 klasis GKI yaitu, Klasis Yalimo Elelim, Klasis Yalimo Angguruk, Klasis Yalimo Balim, dan Klasis Memberamo Apawer.

Kenapa kita harus melakukan Penerimaan Anggota Penghuni baru di Aslib!

Karena penghuni baru Aslib datang dari perbedaan suku, budaya, dan juga wilayah administrasi serta kebiasaan hidup atau perbedaan pendapat.

Untuk mempersatukan semua itu salah satunya melakukan Penerimaan penghuni baru supaya mereka ini bersatu, kerjasama yang baik dan mengerti kedatangan mereka untuk sekolah/kuliah di Jayapura.

"Dari asrama ini kita akan belajar banyak hal seperti organisasi, ilmu pengetahuan, dan takut akan Tuhan". Unggasnya tegas, Ketua Asrama.


Saya berharap setiap materi akan dibawakan oleh setiap pemateri para penghuni baru mendengar baik serta di catat. Dalam akhiran sambutannya, ketua Asrama.


Mewakili senior,. Kakak Ruben Faluk, s.sos 

Para penghuni baru tahun 2025,

 harus semangat! Karena setelah selesai kegiatan ade-ade menjadi penghuni sah di Aslib. Semua mengikuti proses kegiatan penerimaan ini dengan baik serta setiap materi harus ade-ade paham. "Kita kakak-kakak juga pernah seperti ade-ade ikuti kegiatan penerimaan ini" ucapannya, senior Aslib.

Ade-ade penghuni baru, tinggal di asrama ini semuanya gratis hanya makanan saja kurang. Tetapi kami penghuni Aslib makan nasi kosong saja tinggal belajar dan kuliah. 

 "Asal otakmu jangan kosong seperti nasi kosong, tetapi otak kami harus pintar dari segala hal" ini merupakan kata" motivasi buat penghuni baru supaya banyak kekurangan di asrama ini tetapi tetap fokus pada pendidikan. 


Sambutan dari Sinode GKI Tanah Papua, Departemen sekretaris/bidang dijakouina, ibu Pdt Dora, yang mengurus Asrama Putra GKI Pdt.S Liborang Padang Bulan, Jayapura-Papua.


GKI Berdiri untuk Anak-anak GKI Tanah di Tanah Papua.

Anak-anak ku belajar sungguh-sungguh untuk bekerja di atas negeri Papua yang begitu indah ini. Hari ini GKI Berdiri untuk Anak-anak GKI, jangan pernah memisahkan dari GKI dan balik melawan GKI anak-anak Gki seperti kondisi PSU Provinsi Papua yang kita ketahui bersama. Ibu harap supaya senior GKI Berdiri kerja dengan fokus dan andalkan Tuhan sebagai pencipta segalanya. Manusia Papua itu kristen dalam kedaulatannya. Tetapi situasi saat ini anak-anak Papua tidak percaya Yesus. Kita punya kekayaan alam Papua begitu melimpah anak-anak GkI tanah Papua cara bagaimana mengelola dengan baik saja. Kita berdiri, bertahan, sekolah tinggi untuk menjaga negeri ini. Papua! Merdeka, merdeka, dan merdeka. 

"Tidak boleh orang rambut lurus yang kerja di atas tanah Papua". Ungkapannya hati, ibu Pdt. Dora.

Karena itu anak-anak GkI berdiri kokoh untuk bekerja. Anak-anak Papua GKI, yang hidup dan berjuang demi hidup ini serta belajar pendidikan untuk menjadi pemimpin di atas tanah Papua.

Untuk mencapai tujuan hidup yang ibu sampaikan anak tinggal di asrama ini, menjaga asrama ini dengan baik-baik. 

Penutupan sambutannya, ibu Pdt. Dorkas.

Kegiatan penerimaan penghuni Aslib tahun 2025 di buka secara resmi oleh ibu Pdt. Dora



Penulis, Waniel Weth 

Penerimaan Anggota Penghuni Baru tahun 2025

 Penerimaan Anggota Penghuni Baru tahun 2025.


Jayapura, 08 Agustus 2025


Gereja Kristen Injili Tanah Papua 

Anggota persekutuan gereja-gereja di Papua, Indonesia

Asrama putra GKI Pdt. Silas Liborang Padang Bulan, Jayapura, Papua


Merupakan Asrama GKI Di tanah Papua.

Biasanya Sinode GKI tanggung jawab Air dan listrik dan untuk makanan tanggung jawab sendiri oleh setiap penghuni asrama.

Asrama Aslib memiliki 4 gedung yaitu: Aula utama Aslib, gedung A, B, C, dan tambah gedung rumah pengasuh serta dapur bahkan halaman lingkungan luas.


Asrama ini di bangun oleh para pelayan misionaris Jerman.

dulu gabungkan dari semua mahasiswa GKI tinggal di asrama ini

Katanya senior, tetapi kurang tau informasi detail tentang sejarah awal asrama ini bangun.


Sekarang Asrama Putra GKI PDT. SILAS LIBORANG (ASLIB) dikhususkan untuk mahasiswa dari 4 klasis GKI yaitu, Klasis Yalimo Elelim, Klasis Yalimo Angguruk, Klasis Yalimo Balim Yalimo 

dan Klasis Memberamo Apawer serta 4 kabupaten baik kab. Yahukimo, Yalimo, Jayawijaya, dan Mamberamo Tengah.


Kegiatan penerimaan anggota penghuni Baru di asrama putra GKI Pdt Silas Liborang Padang Bulan disingkat (ASLIB). Program rutin dari setiap tahun dan masing-masing kepengurusan.

Jumlah calon penghuni Baru Aslib tahun 2025 ada sebanyak 69 orang, yang akan di terima oleh Badan pengurus Asrama GKI PDT. S. Liborang Padang Bulan Jayapura 

Masa Bakti 2023-2025 dalam sebuah surat keputusan dan yang akan disaksikan oleh penghuni lama dan baru.


Jumlah penghuni Aslib sekitaran 150-an

Sedangkan aturn di asrama sebenarnya ketat oleh pengurus asrama seperti jangan minum alkohol di lingkungan halaman Aslib, mahasiswa aktif dan target 4 tahun serta dikhususkan untuk mahasiswa saja belum ada anak-anak pelajar diizinkan tinggal di asrama ini.


Asrama (Aslib) ini biasanya melahirkan pemimpin Papua dari 4 kabupaten. untuk provinsi Papua pegunungan dan provinsi Papua.


Kendala 

Kami biasanya belum ada konfirmasi untuk bayar uang listrik dan air berarti Sinode GKI bisa lalaikan tetapi pengurus asrama biasanya selalu kontrol.

Air selalu mengalir serta listrik menyala terus.

Untuk masalah makan penghuni Aslib tanggung jawab sendiri berkamar.

Biasanya bantuan dari instansi seperti dinas sosial, jemaat GKI Sion Padang dan dari senior asrama yg menjadi pejabat daerah.


Pengurus Asrama Putri GKI Pdt.S. Liborang 

Di bawah naungan gereja GKI.

Biasanya menjalankan program kerja dari masing-masing periode 

seperti setiap hari Sabtu membersihkan lingkungan halaman asrama, ibadah rutin hari jumat dan program lain sebagainya.


Panitia penerimaan anggota penghuni baru (Aslib)

Di bentuk pada bulan Mei lalu, melalui rapat terbuka dari semua penghuni Aslib sertakan surat keputusan Badan pengurus Asrama GKI Pdt. Silas Liborang Padang Bulan Jayapura Papua Masa Bhakti 2023-2025.

Ketua Asrama GKI Putra GKI Pdt.S. Liborang sekarang di ketuai oleh *Christop Mulikma* yang merupakan mahasiswa sekolah tinggi filsafat Teologi Izak Samuel Kijne Abepura Jayapura-Papua.


Yang menjadi panitia inti 3 orang yaitu setianus Faluk, Kevin Mirin dan Waniel Weth.

Untuk kerja-kerja panitia target 2 bulan dan akhirnya hari ini.

Jumat, 08 Agustus 2025

Secara sah akan menerima anggota penghuni baru Aslib yg merupakan mahasiswa baru yang ada di kota studi Jayapura.

Kegiatan ini akan memberikan materi kepada anggota baru penghuni Aslib, seperti materi pentingnya pola hidup asrama, membangun asrama yang berkualitas untuk mendukung akademik mahasiswa, public Speaking, pentingnya literasi, sejarah Papua, dan motivasi serta pengalaman senior.

Akhir acara ada malam api unggun.

Kegiatan mulai dari jam 06.30 hingga malam akan berakhir, (hanya satu hari ini saja).


Terima kasih kepada semua pihak selalu memperhatikan kami di asrama putra GKI Pdt.S. Liborang Padang Bulan Jayapura, baik dari Sinode GKI Tanah Papua, jemaat-jemaat GkI, Instansi pemerintah atau swasta serta kakak-kakak senior yang menjadi pejabat daerah yang selalu memberikan bantuan apapun itu serta kekompakan seluruh penghuni Aslib.



Penulis, Waniel Weth 


Senin, 04 Agustus 2025

Budaya Makan Papeda Masyarakat Suku Mek, Gilika dan wilayah sekitarnya.

 Budaya Makan Papeda Masyarakat Suku Mek, Gilika dan wilayah sekitarnya.

Jayapura, 03 Agustus 2025


Budaya makan papeda masyarakat Gilika, setiap sub-sub suku yang ada di wilayah Gilika, suku masyarakat yang ada Gilika wilayah sekitarnya makan dengan antusias.

Papeda adalah makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sagu (Yahe) adalah makanan khas lokal Papua, termasuk masyarakat Gilika, distrik Benawa, kabupaten Yalimo, Papua. Masyarakat Gilika hasil olahan sagunya secara tradisional.

A. Lahan pohon Sagu (Yahe Ngai Dam) 

  Lahan pohon Sagu merupakan warisan kehidupan sehari-hari masyarakat Gilika, karena adanya pohon sagu dan masyarakat ditogok serta makan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokoknya mereka. Dari setiap lahan pohon Sagu masing-masing pemilik satu hingga 5 pohon sagu dengan nama pohon sagu berbeda-beda. Tidak bisa togok sembarangan, harus minta izin atau pemilik yang diizinkan satu pohon sagu togok dan makan dengan keluarga. Biasanya 2-5 keluarga gabung menjadi satu dengan suatu kesepakatan pria dan bersama dengan para kaum wanita yang berfungsi sebagai meremas sagu, sedangkan laki-laki togok sagu dan pergi perburuan untuk makan dengan papeda.

B. Pengelolaan Sagu di masyarakat Gilika (Yahe webto deriopne Gilika Nimi)

Olahan sagu dari hasil togok sagu, di masyarakat Gilika dan wilayah sekitarnya, kaum pria-pria berfungsi untuk mentogok sagu dan pergi mencari perburuan untuk makan dengan papeda.

Bisanya para pria pagi tugas, ada 2/3 orang untuk tugasnya togok sagu dan menyiapkan kayu pagar.  Ada sebagian besar pergi mencari sayur, perburuan burung, tikus, dan sejenisnya hewan bisa makan dengan papeda tetapi sudah pernah di makan. Karena tanpa sayur atau daging tidak bisa makan dengan Papeda saja. Sedangkan untuk para perempuan tugasnya untuk meramas sagu dari pagi hingga sore sekitar jam 5 sudah berhenti, istrahat, dan makan malam bersama laki-laki dan perempuan. 


C. Budaya Makan Papeda masyarakat Gilika  (Yahe Deriopne Gilika Nimi)

    Setelah putar papeda, sudah masak sayuran bersama daging-dagingan, waktu untuk makan, tetapi sebelum makan, bagi dulu sayur bersama dengan daging yang sudah dimasak secara pakar batu di bungkus dengan daun-daun ditiup diatasnya batu-batuan. Supaya up-nya masak sendiri di dalam. 

Bagi-bagi sayur  kepada semua orang yang di sekitar tempat makan. Setelah semua dapat sayur untuk makan dengan papeda baru di bagi lagi papeda. Biasanya 2 kau untuk laki-laki dan 1 kulit kayu buat perempuan jika para perempuan sedikit orang. Tergantung pada orang-orang banyak berarti putar papeda 5-6 di kulit kayu atau sekarang wajan/loyang. Cara makan papeda biasanya laki-laki duduk jongkok dan makan sedangkan perempuan tetap duduk manis. Itu juga tergantung pada tempat makan saja. Yang kenapa para laki-laki sambil makan papeda tetap semua duduk jongkok? Karena alasannya banyak papeda yang di makan pasti perut besar. Jadi makan sedikit supaya perut para laki-laki tetap kecil walaupun sudah makan papeda banyak. Budaya makan papeda seperti ini dari nenek moyang sampai sekarang. 

D. Makanan favorit daging-dagingan dengan papeda (waliap Yahe faro derop) 

Makanan papeda dengan daging babi, babi hutan, daging burung, dan katak, dan daging-dagingan lainnya. Semua orang senang jika makan dengan daging karena semua papeda yang di putar 4-5 bisa habis total di bandingkan makan papeda dengan sayur (malia ma'am) tidak bisa habis cepat karena haus untuk makan kurang tetapi makan untuk rasa laparnya saja. 

D. Interaksi Masyarakat Tidak Makan papeda 2 hari (Yahe dero kom-kom wamna ae enipna fene to wilini) 

 kehidupan sehari-hari masyarakat Gilika, biasanya para orang tua hingga anak-anak kecil tidak bisa makan ubi, pisang, dan kelari karena lidah ingin supaya harus makan papeda. Ini alasan besar untuk tetap harus putar papeda makan. Barulah bisa beraktivitas atau tidur seperti biasa pada umumnya. 2/3 tidak memakan papeda panas yang diputar barusan atau sudah dingin dalam bahasa Mek Gilika disebut (Yahe Wel) itu tidak makan sama sekali berarti para orang tua serta anak-anak pun tidak bisa bertahan hidup. Membuat mereka ada kurang sekali jika tidak makan papeda sama sekali. Ada juga anak-anak kecil tidak bisa makan ubi, pisang, kelari, tanaman lainnya tidak bisa makan sama sekali, selain makan papeda saja. 


Simpulan 


Sagu bukan makanan biasa tetapi menurut/pandangan masyarakat wilayah suku Mek Yang di Gilika dan sekitarnya sagu sebagai makanan pokok dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Gilika. 

"Tanpa makan papeda tidak bisa hidup" 

Ini adalah pepatah dari orang tua sampai hari ini masih ada di wilayah Gilika dan sekitarnya.


Penulis, Waniel Weth 

Anak daerah Gilika 

Sabtu, 02 Agustus 2025

Kunjungan DPD RI Dapil Papua pegunungan, Sopater sam, ST di kontrakan mahasiswa Kosarek.

 Kunjungan DPD RI Dapil Papua Pegunungan, Sopater sam, ST

Di Kontrakan Mahasiswa Kosarek.


Jayapura, 02 Agustus 2025

Di kontrakan Mahasiswa Kosarek.

Kunjungan senator Sam di kontrakan mahasiswa Kosarek kabupaten Yahukimo dengan tujuan untuk mendengarkan aspirasi mahasiswa sebagai intelektual masyarakat Yalimek.

Supaya aspirasi masyarakat bisa sampaikan kepada DPR RI untuk di sahkan dalam suatu surat keputusan secara kesepakatan bersama. Untuk pembangunan infrastruktur di wilayah timur Papua, terkhususnya Papua pegunungan dan 8 kabupaten dari provinsi Papua pegunungan.

Ibamon Tahes, yang merupakan ketua umum keluarga Besar Kosarek- In, Peang, dan Lelom atau yang disingkat (KBK-IPLOM) organisasi ikatan/keluarga yang ada di kota studi Jayapura.

saya sampaikan keluhan kami mahasiswa Kosarek terutama: kami Ingin melakukan kegiatan penerimaan anggota organisasi baru atau penerimaan mahasiswa Baru dalam ikatan ini, direncanakan dalam bulan Agustus ini.

Kami mahasiswa Kosarek tinggal asrama Yahukimo, Asrama Pdt. S Liborang Padang Bulan, hanya satu-satu kamar sehingga kamar 8 Aslib full sama juga di asrama Yahukimo karena kami mahasiswa Kosarek banyak.

2 tahun lalu, kami kontrak rumah dan pertama kali dibayarkan oleh bapak Yafet saran, yang merupakan anggota DPRD kabupaten Yahukimo dapil distrik Kosarek. 

Kontrakan ini biasanya bayar bertahun 11 juta.

Beberapa tahun kemarin kami naik potong uang bantuan sosial di kabupaten Yahukimo untuk demi biaya kontrakan kami mahasiswa untuk tinggal belajar dan pergi pulang balik kampus.

Kami mahasiswa Kosarek pun dalam makanan belum terpenuhi karena semuanya hanya uang bisa mendatangkan segala sesuatu, itu yang menyebabkan kami mahasiswa Kosarek kekurangan gizi dll.

 Kami mau supaya suatu saat bapak bisa membangunkan kami punya asrama yang layak tinggal supaya kami tenang, aman untuk beraktivitas kampus.

 Ini pun bukan hanya bapak saja tetapi kerjasama dengan DPRD di kabupaten Yahukimo, supaya ada perhatian dari pejabat daerah dari daerah kami.

 Ibamon Tahes, ucapnya.


Selain menyampaikan kebutuhan mahasiswa oleh pengurus (KBK-IPLOM).


Ada juga mewakili kaum intelektual mahasiswa dan masyarakat Yalimek untuk secara umum yang disampaikan oleh saudara Anias Seringon.

Dalam penyampaiannya, kami provinsi Papua pegunungan membutuhkan transportasi udara, pemerintah menambahkan pesawat lain, selain Sriwijaya melayani karena pemerintah kontrak dengan perusahaan terkait.

Harapan kami masyarakat harus ada tambahkan pesawat lagi dikontrak oleh pemerintah provinsi Papua pegunungan supaya masyarakat bebas pergi kemana-mana dan pulang ke daerah provinsi Papua pegunungan lagi.

Dari segi insfratruktur seperti jalan trans Wamena Papua, kami Yalimek membutuhkan transportasi darat bisa sampai di kampung-kampung kami seperti Kosarek, Gilika, Nipsan dan Dalambo. Supaya masyarakat mendapatkan akses semua pelayanan seperti orang-orang di kota. 

Dari bidang pendidikan, pemerintah provinsi Papua pegunungan wajib menghadirkan pendidikan yang berkualitas, baik mulai dari awal mulai orang bersekolah hingga perguruan tinggi negeri. Harapan kami masyarakat pemerintah provinsi Papua pegunungan hadirkan universitas Negeri untuk kami belajar serta mencetak SDM berkualitas untuk kerja di negeri sendiri.

Supaya pendidikan itu, kita tidak perlu kemana-mana untuk pergi sekolah dan merantau mati lapar seperti kami mahasiswa Kosarek ini.

Dari bidang kesehatan juga pemerintah membangun rumah sakit yang berkualitas dan bisa melayani semua masyarakat Papua pegunungan. Supaya masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik. Bukan pendidikan dan kesehatan saja harus membangun yang berkualitas tetapi infrastruktur dalam pembangunan, pemerintah daerah menyiapkan kantor yang fasilitas nya lengkap, seperti kantor gubernur Papua pegunungan, dinas lainnya juga.

 Kami masyarakat Yalimek membutuhkan calon Otonomi Daerah Baru (CODB), melihat dengan daerah kami tidak bisa akses dari semua sektor pembangunan maka menjadi solusinya adalah pemerintah daerah lama memberikan rekomendasi kabupaten baru. Yaitu, kabupaten Yalimek. Untuk supaya proses administrasi calon otonomi daerah baru berjalan sesuai aturan yang berlaku Republik ini.

Anias Seringon, ujarnya.


Respon dari bapak Sopater sam, ST

Anggota DPD RI Dapil Papua pegunungan 


Semua ade-ade sampaikan itu benar. 

Tetapi untuk membangun semua sektor pembangunan daerah kita berkualitas membutuhkan proses yang panjang dan membutuhkan anggaran besar untuk melengkapi semua fasilitas yang butuhkan di provinsi Papua pegunungan. Untuk sementara pemerintah provinsi Papua pegunungan belum ada bergerak membangun kantor-kantor karena yang pemilik tanah yang merupakan orang tua kita di daerah kabupaten Jayawijaya, kota Wamena belum diizinkan untuk bangun kantor seperti kantor gubernur Papua pegunungan sehingga sampai saat ini masih belum ada pembangunan.


Bapak dari pemerintah pusat sebagai anggota DPD RI Dapil Papua pegunungan serta pemerintah daerah provinsi Papua pegunungan serta 8 kabupaten kita akan usahakan sama-sama untuk bagaimana kita bangun daerah kita mulai dari bangunan kecil hingga besar.

Harapan bapak, "ade-ade banyak belajar tentang apa saja, ingin belajar berarti ikut proses itu dengan baik dan kembangkan kemampuan ade-ade di bidang mana saja" 

Dalam akhiran, Senator sopater sam. Ucapnya 


Setelah, selesai Bapak Sam bicara dan bahas bersama dengan mahasiswa Kosarek.

Bapak Sopater Sam memberikan uang sebesar Rp 2.500.000 untuk membeli makanan. Dengan tujuan supaya ade-ade bisa beli makan, tinggal, belajar dan beraktivitas sebagai mahasiswa.


Terima kasih banyak atas kunjungan di kontrakan kami mahasiswa Kosarek, motivasi, dan bantuan dananya.

Tuhan memberkati selalu dalam aktivitas pekerjaan, serta berkah selalu dilimpahkan dalam kehidupan bapak Sopater sam, sebagai anggota DPD RI Dapil Papua pegunungan.




Penulis: Waniel Weth 

Mahasiswa sejarah, 

Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua 


@wanieweth@gmail.com

Yang Menikmati Dana Otsus Papua Diam, Sedangkan yang Belum Mendapatkan Dana Otsus Papua yang Berteriak Minta Merdeka

 “Yang Menikmati Dana Otsus Papua Diam, Sedangkan yang Belum Mendapatkan Dana Otsus Papua yang Berteriak Minta Merdeka” Oleh, Waniel Weth ma...